Selasa, 07 Maret 2017


Tujuan dan strategi perusahaan-perusahaan dalam industri rokok.
Sesuai dengan penerapan hukum dari putusan pengadilan yang terakhir tentang bahaya dari kesehatan merokok, tujuan dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industry rokok sekarang adalah memaksimalkan keuntungan jangka panjang atau maksimalisasi nilai perusahaan,sesuai dengan dalil tentang teori perusahaan. Perusahaan yg berbeda,tentu berbeda pula cara yg dipakai untuk mencapai tujuan tersebut. Penggandaan (2X lipat) pembayaran cukai pada setiap pak (kemasan) rokok pada 1 januari 1983 oleh pemerintah federal,yg kemudian diikuti dengan kenaikan penerimaan Negara bukan pajak lainnya,berimbas pada kenaikan tajam harga-harga rokok dan penurunan daya konsumsi. Untuk menarik para konsumen dari lawan dan memperbaiki keuntungan (profit), 3 perusahaan terkecil dari 6 perusahaan penghasil rokok terbesar  di Negara itu mengenalkan rokok generic. Rokok ini mengandung tembakau yg lebih murah,hadir dalam kemasan hitam putih, dipromosikan dengan sedikit, dan dijual dengan harga separuh dari rokok yg sudah terkenal.
3 perusahaan besar lainnya,akhirnya mengikuti strategi pemasaran produk yg lebih mendasar. Yaitu, mereka memperkenalkan merk-merk(produk2) baru sesuai dengan setiap rasa yg bisa diwujudkan atau kelompok konsumen inginkan, dalam jumlah besar sebagai daya tarik dan menghabiskan jutaan dolar untuk mengiklankannya. Mereka menolak kehadiran rokok-rokok generikkarena rokok2 jenis ini mempunyai keuntungan yg sangat sedikit. Tetapi setelah melihat penjualan rokok2 generik yg bagus, mereka meresponnya dengan menghadirkan rokok ternama/bermerk  dengan harga miring yg lebih mahal dari rokok generic,tetapi lebih murah dari rokok tradisional. Kemudian pada jumat, 2 april 1993 (yg kemudian dikenal sebagai jumat Marlboro), Phillip Morris mengambil langkah yg tidak biasa dengan memangkas harga rokok Marlboro (salah satu merk ternama dan menguntungkan di dunia) dan merk2 dagangnya yg lain sebanyak 20 persen (sekitar 40 sen tiap paknya) dalam upaya menampung pangsa pasar mereka yg hilang dengan kehadiran rokok generic. RJR Nabisco, competitor utama Phillip Morris, memangkas harga mereka juga secepatnya.
Pada waktu yang bersamaan, para produsen rokok juga memperluas penjualan hingga ke luar negeri, ketika disana kampanye anti rokok masih sedikit dan rokok2 masih bisa diiklankan di radio dan televisi. Hasilnya, penjualan rokok2 Amerika di luar negeri tumbuh dengan cepat saat penjualan dalam negeri mereka menurun. Dengan kampanye anti rokok yg mengglobal,rupanya perusahaan2 rokok multinasional terbesar sekarang dengan sukarela membatasi pengiklanan dan penjualan produknya dalam usaha menghindari sanksi oleh PBB, WHO, atupun pemerintah setempat.
Di tahun2 belakangan ini dan sebagai hasil dari banyaknya gugatan gangguan kesehatan akibat merokok, perusahaan2 rokok telah dipaksa untuk merubah strategi mereka untuk mengurangi kerugian potensial yg timbul akibat putusan pengadilan dan kemungkinan keluar dari industry ini. Sehingga pada November 1998, mereka setuju untuk membayar sebanyak 206 milyar dolarselama 25 tahun untuk mengganti kerugian yg timbul akibat merokok di 46 negara. Kemudian pada September 1999, departemen kehakiman mengggugat perdata perusahaan-perusahaantembakau yg dituduhbersekongkol untuk menipu dan memberi pengertian yg salah kepada masyarakat tentang bahaya merokok bagi kesehatan, dan mencari jalan untuk mendapatkan kembali 25 milyar dolar yg digunakan oleh pemerintah federal untuk mengobati masyarakat yg sakit akibat rokok dibawah program kesehatan federal.
Tetapi perusahaan2 tembakau masih rentan terhadap tuntutan hukum pribadi, dan para juri lebih suka memenangkan/menghadiahkan kompensasi jutaan dolar akibat kerugian yg ditimbulkan perusahaan2 itu. Sebagai contoh, pada 14 juli 2000, juri di Miami memerintahkan 5 perusahaan tembakau amerika untuk membayar 145 milyar dolar sebagai ganti rugi kepada 500.000 orang yang terkena dampak perokok di Florida (sang hakim,mungkin saja bisa mengurangi ganti rugi hingga 15 milyar dolar disertai dengan himbauan, mungkin pada tahun2 sebelum para perusahaan tembakau itu membayar). Perusahaan2 tembakau Amerika sudah menaikkan harganya (sebanyak 45 sen pada November 1998 dan kemudian menambahkan lagi 22 sen pada Agustus 1999) untuk membayar penyelesaian hukum tadi dan untuk membayar cukai yg lebih tinggi. Mereka juga berhadapan dengan pembatasan ketat periklanan produk rokok dan gugatan hukum ketika mereka mencoba untuk mengalihkan aset2 mereka pada liniBISNIS  yg lain yg bisa digunakan  untuk melunasi pembayaran yg tertunda dan gugatan hukum pribadi di masa yang akan datang.


Diposkan 3rd December 2015 oleh Manajement Agribisnis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar